Mengenal Ustad Bediuzzaman Said Nursi


Beddiuzaman Said Nursi lahir tahun 1877 di desa Nurs Provinsi Bitlis, di sebelah selatan Danau Van di Anatolia timur. Beliau adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, 4 laki-laki dan 3 perempuan. Keempat saudara laki-lakinya tumbuh menjadi tokoh agama dengan pengaruh yang berbeda-beda. Ayahnya, Sufi Mirza, memiliki sepetak kecil tanah. Bersama isterinya, Nuriye, mereka dikenal sebagai sosok yang saleh dan teguh pendirian.
Saat muda ia memulai studinya pada usia 9 tahun di bawah arahan saudara tuanya, Abdullah. Selama 5 tahun, karena tidak puas dengan metode pendidikan yang ada, dia berpindah-pindah dari satu madrasah ke madrasah yang lain di kawasan Nurs.
1891-1892
Tiga bulan studi intensif di Dogubeyazit di bawah asuhan Syaikh Muhammad Jalali, tapi dengan metodenya sendiri Said berhasil mencapai level yang layak diganjar diploma.
Molla Said muda sekarang mulai berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain, menantang ulama setempat untuk melakukan debat publik. Dia bercita-cita memantapkan reputasinya sebagai cendekiawan agama.

Bitlis dan Van
1893 - 1905
Molla Said menghabiskan dua tahun sebagai tamu Omer Pasya, gubernur Bitlis, di kediamannya, untuk
I. menjaga kedudukannya di kalangan ulama dan
II. mendapatkan pengetahuan yang memadai untuk membantah keragu-raguan yang muncul soal Islam terkait kemerosotan dunia Islam. Dia menghafal sekitar 40 teks penting di bidang ilmu pengetahuan Islam.

Tahun 1895
Said pindah ke Van dan, dengan gubernur Van sebagai patronnya, mencurahkan diri untuk:
I. mempelajari fisika modern, sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh kalangan ulama di kawasan provinsi-provinsi timur,
II. mendirikan madrasah sendiri tempat dia menerapkan gagasan-gagasannya tentang reformasi pendidikan; dan
III. menjadikan diri sebagai penengah dalam sengketa suku dan guru agama di kalangan penduduk yang bersuku-suku.
Gagasan Nursi tentang Reformasi Pendidikan dan Pembangunan Anatolia Timur
Beddiuzaman Said Nursi memiliki gagasan reformasi sistem pendidikan yang komprehensif dan ‘modern’. Area utama inovasinya meliputi:
i. Pengajaran gabungan antara ilmu agama dan ilmu sains
ii. Rekonsiliasi antara 3 aliran utama pendidikan, madrasah (diwakili oleh ulama), sekolah sekuler baru, dan tekke sufi. Said berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern haruslah dimasukkan ke dalam kurikulum madrasah, ilmu agama ke dalam kurikulum sekolah sekular, dan ulama terpelajar haruslah berperan dalam pelatihan sufi.
iii. Spesialisasi siswa berdasarkan kemampuannya.
iv. Pendirian universitas, Medresetuz Zehra, dengan cabang di beberapa daerah, tempat gagasan-gagasannya akan diterapkan
Dalam pandangan Said Nursi, penyebaran pendidikan sebagaimana yang divisikannya merupakan faktor penting bagi pembangunan Anatolia timur, sebagai salah satu kawasan paling terbelakang dan miskin dalam kekaisaran Utsmani. Tujuan utamanya adalah memperkuat persatuan dan kemajuan Kekaisaran dan Dunia Islam secara keseluruhan.

Comments

Popular Posts