Mujahid Terunggul Dari Ufuk Timur Negeri Dua Benua

‘‘ Selama Al Qur’an ada di tangan umat Islam, kita tidak bisa menguasai mereka. Yang perlu kita lakukan adalah merampas Al Qur’an ini dari tangan mereka atau kita jauhkan mereka dari Al Qur’an.’’ (Gladstone, Perdana Menteri Inggris)
Kebangkitan Islam di negeri Utsmaniyyah ini tak terlepas dari jejak sang mujahid Badiuzzaman Said Nursi seorang yang tangguh nan berani menentang pemikiran Gladstone sang perdana menteri Inggris (1895 – 1907) untuk merampas Al Qur’an dari tangan umat Islam. Badiuzzaman yang terlahir di desa Nurs pada tahun 1293 Hijriah atau 1877 Masehi menjawab dengan tegas  pernyataan Gladstone dan bersumpah : ‘‘ Aku akan membuktikan dan memperlihatkan bahwa Al Qur’an adalah mentari maknawi yang tidak akan pernah padam dan tidak akan dapat dipadamkan!’’. Sejak mengucapkan hal ini ia berikrar untuk menghabiskan seluruh hidupnya demi menjaga Al Qur’an dan menyelamatkan iman manusia terlebih ia berada dalam zaman dimana manusia mengalami krisis iman.
Badiuzzaman Said Nursi sendiri memiliki nama asli Said, ia adalah sosok yang sangat cerdas dalam berbagai bidang dan keilmuan. Nama Nursi sendiri disematkan kepadanya karena ia terlahir dari kota Nurs, sedangkan Badiuzzaman yang berarti keajaiban zaman merupakan sebuah gelar kehormatan yang disematkan oleh sang Ulama sekaligus gurunya ‘Molla Fathullah’ karena kehebatan dan kecerdasan yang dimilikinya. Di usia yang masih sangat belia Badiuzzaman mampu menghafal 90 kitab dan keilmuan  seperti Saraf, Nahwu dan Mantik serta ilmu tafsir dan ilmu kalam dalam waktu yang sangat singkat yaitu hanya tiga bulan. Hal ini sangat diluar nalar karena bagi seorang ulama untuk mempelajari kitab – kitab ini membutuhkan waktu selama 15 tahun. Selain itu ia juga menguasai bidang keilmuan yang lainnya seperti Geografi, Matematika, Fisika, Kimia , Astronomi, Geografi, Filsafat dan Sejarah. Karena kehebatannya itulah ia diberi gelar Badiuzzaman dan gelar yang diberikan pada usia kanak-kanak  ini diterima dan diakui oleh para ulama di timur Turki.
Untuk menghadapi para musuh yang ingin menghancurkan Islam, Ia membuat rancangan untuk merealisasikan sebuah sistem pendidikan keagamaan yang dapat mengkokohkan iman bagi umat Islam dari aspek fikrah dan ilmu serta menggunakan akal dan hati. Badiuzzaman Said Nursi berpandangan bahwa ‘Cahaya bagi sanubari adalah ilmu-ilmu agama. Nur bagi sebuah akal adalah ilmu-ilmu sains. Melalui penggabungan keduanya maka akan muncul sebuah hakikat. Dengan kedua sayap tersebut himmah pelajar meningkat namun ketika keduanya terpisah maka akan lahir dua hal yaitu sifat fanatik dan keraguan.’ Pemikiran dan sumpahnya terhadap Al Qur’an inilah yang menjadi tombak kebangkitan Islam dan kokohnya iman di saat negeri Utsmaniyyah sedang dalam kehancuran dan krisis iman. Ia berdakwah dari satu tempat ke tempat lainnya, menulis kitab-kitab terbaiknya untuk menjadi renungan dan pembelajaran demi menumbuhkan keimanan kepada sang Khalik. Kini murid dan madrasah yang mempelajari risalah beliau tersebar di seluruh dunia. Ialah Badiuzzaman Said Nursi mentari dari ufuk timur sang mujahid keajaiban zaman.
http://hayratvakfi.org/index.php/2014/06/13/bediuzzaman-said-nursi-kimdir/
http://www.pemikirannur.com/imam-badiuzzaman-said-nursi

Comments

Popular Posts